Pengiriman data
melalui link komunikasi data yang terlaksana dengan penambahan kontrol
layer dalam tiap device komunikasi, dinyatakan sebagai data link control atau
data link protocol. Data link adalah medium tramsmisi antara
stasiun-stasiun ketika suatu prosedur data link control dipakai.
Keperluan-keperluan
dan tujuan-tujuan untuk komunikasi data secara efektif antara dua koneksi
stasiun transmisi-penerima secara langsung, untuk melihat kebutuhan bagi data
link control:
Frame synchronization
: data dikirim dalam blok-blok yang disebut frame. Awal dan akhir tiap
frame harus dapat diidentifikasikan.
Memakai variasi
dari konfigurasi line :
·
Flow control :
stasiun pengirim harus tidak mengirim frame-frame pada rate/kecepatan yang lebih
cepat daripada stasiun penerima yang dapat menyerapnya.
·
Error control:
bit-bit error yang dihasilkan oleh sistem transmisi harus diperbaiki.
·
Addressing (peng-alamat-an) : pada line multipoint,
identitas dari dua stasiun yang be rada dalam suatu transmisi harus diketahui.
·
Kontrol dan data
pada link yang sama : biasanya tidak diinginkan mempunyai path komunikasi yang
terpisah untuk sinyal-sinyal kontrol. Karena itu, reciver harus mampu
membedakan kontrol informasi dari data yang sedang ditransmisi.
·
Link management :
permulaan, pemeliharaan dan penghentian dari pertukaran data memerlukan
koordinasi dan kerjasama diantara stasiun-stasiun. Diperlukan prosedur untuk
manajemen pertukaran ini.
5.1 Konfigurasi-Konfigurasi Line
Ada 3 karakteristik
yang membedakan berbagai konfigurasi data link, yaitu : topology, duplexity dan
line discipline (rancangan tata tertib).
Topology dan
Duplexity
Topology dari
suatu data link, menyatakan pengaturan fisik dari stasiun pada suatu link.
Ada dua
konfigurasi topology :
·
Point to point,
jika hanya ada dua stasiun.
· Multipoint, jika
ada lebih dari dua stasiun. Dipakai dalam suatu komputer (stasiun utama/stasiun
primary) dan suatu rangkaian terminal (stasiun sekunder/stasiun secondary).
Duplexity dari
suatu link menyatakan arah dan timing dari aliran sinyal.
Jenis-jenisnya
:
· Simplex transmission,
aliran sinyal selalu dalam satu arah. Contoh : hubungan komputer dengan
printer. Transmisi simplex ini jarang dipakai karena tidak mungkin untuk
mengirim error atau sinyal kontrol kembali melalui link ke sumber data.
·
Half-duplex link,
dapat mentransmisi dan menerima tidak secara simultan.
· Full-duplex link ,
dua stasiun dapat mengirim dan menerima data satu terhadap yang lain secara
simultan.
Pensinyalan
digital, dapat memakai full-duplex dan half-duplex link. Untuk pensinyalan
analog, penentuan duplexity tergantung pada frekuensi, baik penggunaan
transmisi guided atau unguided, dimana bila suatu stasiun transmisi dan
penerimaan pada frekuensi yang sama, berarti beroperasi dalam mode half-duplex
sedangkan bila suatu stasiun mentransmisi pada suatu frekuensi dan menerima
pada frekuensi yang lain maka beroperasi dalam mode full-duplex.
Line Discipline
(Rancangan tata tertib)
Beberapa
tata tertib diperlukan dalam penggunaan link transmisi. Pada mode half-duplex,
hanya satu stasiun yang dapat mentrasmisi pada suatu waktu. Baik mode
half-duplex atau full-duplex, suatu stasiun hanya mentransmisi jika mengetahui
bahwa receiver telah siap untuk menerima.
Point to Point
Link
Bila
stasiun ingin mengirim data ke stasiun yang lain, maka pertama dilakukan
penyelidikan (dinyatakan sebagai enq/enquiry) stasiun lain untuk
melihat apakah siap menerima. Stasiun kedua merespon dengan suatu positive
acknowledge (ack) untuk indikasi telah siap. Stasiun pertama kemudian mengirim
beberapa data, sebagai suatu frame.
Setelah
beberapa data dikirim, stasiun pertama berhenti untuk menunggu hasilnya.
Stasiun kedua menetapkan penerimaan data (ack)
yang sukses. Stasiun pertama kemudian mengirim suatu message akhir transmisi (eot) yang menghentikan pertukaran dan
mengembalikan sistem seperti semula. Bila terjadi error pada transmisi, suatu
negative acknowledgment (nak)
dipakai untuk mengindikasikan bahwa suatu sistim tidak siap menerima, atau data
yang diterima error. Hal ini diperlihatkan sebagai garis tipis dalam gambar.
Jika hal ini terjadi maka stasiun mengulang tindakan akhirnya atau mungkin
memulai beberapa prosedur perbaikan error (erp).
Garis tebal pada gambar memperlihatkan keadaan normal.
Ada 3
fase dalam prosedur kontrol komunikasi ini :
·
Establishment
(penentuan) : memutuskan stasiun mana yang transmisi dan mana yang menerima dan
apa receiver siap untuk menerima.
·
Data transfer :
data ditransfer dalam satu atau lebih blok-blok acknowledgment.
·
Termination :
membatasi koneksi logika (hubungan transmitter-receiver).
Multipoint links
Aturan
umum yang dipakai dalam situasi ini yaitu poll dan select.
·
Poll : primary
meminta data dari suatu secondary.
·
Select :
primary mempunyai data untuk dikirim dan memberitahu suatu secondary bahwa data
sedang datang.
Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa :
·
Point to point :
tidak perlu address.
·
Primary
-secondary multipoint : perlu satu address, untuk
mengidentifikasi secondary.
·
Peer multipoint :
perlu dua address, untuk mengidentifikasi transmitter dan receiver.
5.2 Flow control
Adalah suatu
teknik untuk memastikan/meyakinkan bahwa suatu stasiun transmisi tidak menumpuk
data pada suatu stasiun penerima. Tanpa
flow control, buffer dari receiver akan penuh sementara sedang memproses data
lama. Karena ketika data diterima, harus dilaksanakan sejumlah proses sebelum
buffer dapat dikosongkan dan siap menerima banyak data.
Gambar 5.4a tiap
tanda panah menyatakan suatu perjalanan frame tunggal. Suatu data link antara
dua stasiun dan transmisinya bebas error. Tetapi bagaimanapun, setiap frame
yang ditransmisi semaunya dan sejumlah delay sebelum diterima.
Gambar 5.4b
suatu transmisi dengan losses dan error.
Bentuk sederhana
dari flow control, yaitu stop-and-wait flow control.
Cara kerjanya :
suatu entity sumber mentransmisi suatu frame. Setelah diterima, entity tujuan
memberi isyarat untuk menerima frame lainnya dengan mengirim acknowledgment ke
frame yang baru diterima. Sumber harus menunggu sampai menerima acknowledgment
sebelum mengirim frame berikutnya. Entity tujuan kemudian dapat menghentikan
aliran data dengan tidak memberi acknowledgment.
Untuk blok-blok
data yang besar, sumber akan memecah menjadi blok-blok yang lebih kecil dan
mentransmisi data dalam beberapa frame. Hal ini dilakukan dengan alasan :
·
Transmisi yang
jauh, dimana bila terjadi error maka hanya sedikit data yang akan ditransmisi
ulang.
·
Pada suatu
multipoint line.
·
Ukuran buffer
dari receiver akan terbatas.
Efek dari
pertambahan delay dan kecepatan transmisi
Misal message
panjang yang dikirim sebagai suatu rangkaian frame-frame f1,f2,…,fn,
Untuk suatu prosedur polling, kejadian yang terjadi :
Stasiun S1 mengirim suatu poll dari stasiun
S2.
S2 merespon dengan f1.
S1 mengirim suatu
acknowledgment.
S2 mengirim f2.
S1 meng-acknowledgment.
.
.
.
S2 mengirim fn.
S1 meng-acknowledgment.
Waktu total
untuk mengirim data tersebut : TD= T + nTF
Dimana :
TI = waktu untuk memulai rangkaian = tprop+
tpoll+ tproc
TF = waktu untuk mengirim satu frame = t prop +
tframe+ tproc+ tprop + tack + tproc
Bila dianggap T1
relatif kecil dan dapat turun, proses antara transmisi dan penerima diabaikan
dan frame acknowledgment sangat kecil; maka :
TD= n(2tprop+ tframe)
Dari waktu itu,
hanya n x tframe yang sebenarnya dihasilkan pada transmisi data, maka
efisiensi dari
line :
U
=
U =
Bila a = tprop/tframe,
maka : U = 1 / (1+2a)
Persamaan diatas
untuk a yang konstan, bentuk ekspresi lainnya :
a =
atau :
a
= =
Dimana : d = jarak link
V = kecepatan penyebaran
R = data rate
L = panjang frame
Contoh : pada
local network dimana transmisi data digital melalui modem; data rate = 9600
bps, karena range jarak dari 0,1 – 10 Km, dengan data rate 0,1 – 10 Mbps, maka
dipakai V = 2x108 m/s; ukuran frame
yang dipakai 500 bit; jika dipakai pada jarak pendek d = 100 m, maka a = 9600
bps x 100 m = 9,6x10-6 dan pemakaiannya
efektif. 2x108 m/s x 500 bits
Jika dipakai
pada jarak yang jauh d = 5000 Km, maka a = 9600 x 5x106 = 0,48 dan
2x108 x 500 Efisiensi = 0,5.
Protocol Sliding
Window
Sliding-window
flow control dapat digambarkan dalam operasi sebagai berikut :
Dua stasiun A
dan B, terhubung melalui suatu link full-duplex. B dapat menerima n buah frame
karena menyediakan tempat buffer untuk n buah frame. Dan A memperbolehkan
pengiriman n buah frame tanpa menunggu suatu acknowledgement. Tiap frame diberi
label nomor tertentu. B mengakui suatu frame denga n mengirim suatu
acknowledgement yang mengandung serangkaian nomor dari frame berikut yang
diharapkan dan B siap untuk menerima n frame berikutnya yang dimulai dari nomor
tertentu. Skema ini dapat juga dipakai untuk multiple frame acknowledge.
5.3 Error Control
Berfungsi untuk
mendeteksi dan memperbaiki error-error yang terjadi dalam transmisi frame-frame.
Ada 2 tipe
error yang mungkin :
·
Frame hilang :
suatu frame gagal mencapai sisi yang lain
·
Frame rusak :
suatu frame tiba tetapi beberapa bit-bit-nya error.
Teknik-teknik
umum untuk error control, sebagai berikut :
·
Deteksi error ;
dipakai CRC.
·
Positive
acknowledgment : tujuan mengembalikan suatu positif acknowledgment untuk
penerimaan yang sukses, frame bebas error.
·
Transmisi ulang
setelah waktu habis : sumber mentransmisi ulang suatu frame yang belum diakui
setelah suatu waktu yang tidak ditentukan.
·
Negative
acknowledgment dan transmisi ulang : tujuan mengembalikan negative
acknowledgment dari frame-frame dimana suatu error dideteksi. Sumber
mentransmisi ulang beberapa frame.
Mekanisme ini
dinyatakan sebagai Automatic repeat Request (ARQ) yang terdiri dari 3
versi :
5.4 Protokol-Protokol Data Link Control
Protokol-protokol
bit-oriented didisain untuk memenuhi variasi yang luas dari kebutuhan data
link, termasuk :
·
Point to point
dan multipoint links.
·
Operasi Half
-duplex dan full-duplex.
·
Interaksi
primary-secondary (misal : host-terminal) dan peer (misal : komputer-komputer).
·
Link-link dengan
nilai a yang besar (misal : satelit) dan kecil (misal : koneksi langsung jarak
pendek).
Sejumlah
protokol-protokol data link control telah dipakai secara luas dimana-mana
:
·
High-level Data
Link Control (HDLC).
·
Advanced Data
Communication Control Procedures.
·
Link Access
Procedure, Balanced (LAP-B).
·
Synchronous Data
Link Control (SDLC).
Karakteristik-karakteristik
Dasar
HDLC
didefinisikan dalam tiga tipe stasiun, dua konfigurasi link, dan tiga model
operasi transfer data.
Tiga tipe
stasiun yaitu :
· Stasiun utama (primary
station) : mempunyai tanggung jawab untuk mengontrol operasi link. Frame
yang dikeluarkan oleh primary disebut commands.
· Stasiun sekunder
(secondary station) : beroperasi dibawah kontrol stasiun utama. Frame
yang dikeluarkan oleh stasiun-stasiun sekunder disebut responses. Primary
mengandung link logika terpisah dengan masing-masing stasiun secondary pada
line.
· Stasiun gabungan
(combined station) : menggabungkan kelebihan dari stasiun-stasiun
primary dan secondary. Stasiun kombinasi boleh mengeluarkan kedua - duanya baik
commands dan responses.
Dua konfigurasi
link, yaitu :
· Konfigurasi
tanpa keseimbangan (unbalanced configuration) : dipakai dalam operasi
point to point dan multipoint. Konfigurasi ini terdiri dari satu primary dan
satu atau lebih stasiun secondary dan mendukung tansmisi full-duplex maupun
half -duplex.
· Konfigurasi
dengan keseimbangan (balanced configuration ) : dipakai hanya dalam
operasi point to point. Konfigurasi ini terdiri dari dua kombinasi stasiun dan
mendukung transmisi full-duplex maupun half-duplex.
Tiga mode operasi
transfer data, yaitu :
· Normal Response
Mode (NRM) : merupakan unbalanced configuration. Primary boleh
memulai data transfer ke suatu secondary, tetapi suatu secondary hanya boleh
mentransmisi data sebagai response untuk suatu poll dari primary tersebut.
· Asynchronous
Balanced Mode (ABM) : merupakan balanced configuration. Kombinasi
stasiun boleh memulai transmisi tanpa menerima izin dari kombinasi stasiun yang
lain.
· Asynchronous
Response Mode (ARM) : merupakan unbalanced configuration. Dalam mode ini,
secondary boleh memulai transmisi ta npa izin dari primary (misal : mengirim
suatu respon tanpa menunggu suatu command). Primary masih memegang tanggung
jawab pada line, termasuk inisialisasi, perbaikan error dan logika pemutusan.
Struktur frame
HDLC memakai
transmisi synchronous. Frame ini mempunyai daerah-daerah :
·
Address : satu
atau lebih oktaf.
·
Control : 8 atau
16 bit.
·
Frame Check
Sequence (FCS) : 16 atau 32 bit.
Flag address dan
control dikenal sebagai header, FCS dan flag dinyatakan sebagai trailer.
Daerah-daerah Flag
Membatasi frame
dengan pola khusus 01111110. Flag tunggal mungkin dipakai sebagai flag penutup
untuk satu frame dan flag pembuka untuk berikutnya. Stasiun yang terhubung ke
link secara kontinu mencari rangkaian flag yang digunakan untuk synchronisasi
pada start dari suatu frame. Sementara menerima suatu frame, suatu stasiun
melanjutkan untuk mencari rangkaian flag tersebut untuk menentukan akhir dari
frame.
Apabila pola
01111110 terdapat didalam frame, maka akan merusak level frame synchronisasi.
Problem ini dicegah dengan memakai bit stuffing. Transmitter akan selalu
menyisipkan suatu 0 bit ekstra setelah 5 buah rangkaian ‘1’ dalam frame.
Setelah mendeteksi suatu permulaan flag, receiver memonitor aliran bit. Ketika
suatu pola 5 rangkaian ‘1’ timbul, bit ke enam diperiksa. Jika bit ini ‘0’,
maka akan dihapus. Jika bit ke 6 dan ke 7 keduanya adalah ‘1’, stasiun pengirim
memberi sinyal suatu kondisi tidak sempurna.
Dengan
penggunaan bit stuffing maka terjadi data transparency (=transparansi
data).